DASAR HITTING
Jangan Terburu Buru, Memang Bukan Perkara Gampang
Dalam deret penyajian langkah-demi-langkah ini, slugger Albert Pujols dari St. Louis Cardinals akan mendemonstrasikan tehnik hitting.
Doug Benc/Getty Images
Bola yang berbentuk bulat – bat pemukulnya juga bulat. Padahal kita harus membuat pukulan yang telak! (square).
Itulah tantangan yang dihadapi hitter manapun juga dalam permainan baseball maupun softball. Bola datang menghampir dengan sangat kencang, acapkali sambil berkelok dan berkelit tergantung apa yang dicoba dilakukan pitcher pelemparnya, dan hitter hanya punya waktu kurang dari satu detik untuk memutuskan kemana arah ayunan, kapan, dan seberapa cepat harus mengayun. Para hitter terbaik punya pandangan mata yang bagus, gerak refleks cepat, tubuh bagian tasanya kuat dan kokoh, memiliki pandangan dan dorongan semangat tinggi untuk senantiasa menjadi lebih baik lagi.
Selain semua sifat itu, apalagi yang dibutuhkan? Tentu saja dasar dasarnya.
Sarung Tangan Batting Dan Memilih Bat
Albert Pujols dari St. Louis Cardinals berdiri siap memukul dalam sebuah pertandingan pada tanggal 12 May 2007. (kiri)
Donald Miralle/Getty Images
Pilihlah bat yang tidak terlalu berat. Sebagai pemula, semakin ringan bobot bat akan semakin baik. Jangan memilih bat yang terlalu berat bagi hitter. Salah satu cara membuat bat lebih ringan ialah dengan cara memegangnya yang sedikit digeser ke arah atas sekitar 3 sampai lima sentimeter yang acap dise-but “choke up”. Jarang sekali kita lihat ada pemain yang me-mukul dengan bat yang terlalu ringan.
Memakai sarung tangan untuk batting tergantung selera pe-main. Banyak yang memakainya agar dapat menggenggam bat lebih baik. Ada juga yang lebih suka “merasakan” sen-tuhan bat langsung di tangannya.
Dalam deret penyajian langkah-demi-langkah ini, slugger Albert Pujols dari St. Louis Cardinals akan mendemonstrasikan tehnik hitting.
Doug Benc/Getty Images

Itulah tantangan yang dihadapi hitter manapun juga dalam permainan baseball maupun softball. Bola datang menghampir dengan sangat kencang, acapkali sambil berkelok dan berkelit tergantung apa yang dicoba dilakukan pitcher pelemparnya, dan hitter hanya punya waktu kurang dari satu detik untuk memutuskan kemana arah ayunan, kapan, dan seberapa cepat harus mengayun. Para hitter terbaik punya pandangan mata yang bagus, gerak refleks cepat, tubuh bagian tasanya kuat dan kokoh, memiliki pandangan dan dorongan semangat tinggi untuk senantiasa menjadi lebih baik lagi.
Selain semua sifat itu, apalagi yang dibutuhkan? Tentu saja dasar dasarnya.
Sarung Tangan Batting Dan Memilih Bat
Albert Pujols dari St. Louis Cardinals berdiri siap memukul dalam sebuah pertandingan pada tanggal 12 May 2007. (kiri)
Donald Miralle/Getty Images

Memakai sarung tangan untuk batting tergantung selera pe-main. Banyak yang memakainya agar dapat menggenggam bat lebih baik. Ada juga yang lebih suka “merasakan” sen-tuhan bat langsung di tangannya.
Memasuki Batter Box
Albert Pujols, dan kebanyakan pemain liga utama lainnya berdiri di bagian belakang box agar mendapat waktu maksimal yang memungkinnya menyesuaikan diri pada lemparan fastball di liga utama. Menghadapi pitcher bergaya curveball Pujols mungkin akan sedikit maju ke depan box.
Doug Pensinger/Getty Images
Masuklah ke batter’s box di dekat home plate (dan pemain baseball dan fastpitch softball wajib mengenakan helm). Jika pitcher melempar ken-cang sebaiknya posisi sedikit digeser agak ke be-lakang box, supaya dapat tambahan waktu meli-hat bola sepersekian detik lagi. Jika pitchernya penggemar curve-ball, hitter akan lebih suka bergeser agak ke depan agar supaya ia dapat memukul bola lemparan pitch sebelum bola terlalu banyak berbelok menghunjam ke bawah.
Ada juga ilmu tentang dimana posisi berdiri hitter terkait jarak dengan home plate – lebih dekat atau lebih renggang. Jika rapat dengan home plate, lemparan pitch ke luar masih dapat dipukul, tetapi harus mewaspadai lemparan pitch ke dalam yang dapat “mengunci” hitter sehingga tak dapat mengayun atau pukulan menjadi sangat lemah. Sebaliknya juga kalau terlalu jauh dari plate dapat menimbulkan masalah. Jadi tentukan jarak dengan home plate yang “nyaman” dan aman.
Pegangan Bat Yang Enak
Albert Pujols dari St. Louis Cardinals
Lintasan Ayunan Bat - Menuju Ke Atas (Uppercut)? Atau Datar?
Albert Pujols memukul bola ke tanah ketika melawan Colorado Rockies tanggal 28 May 2007.
Doug Pensinger/Getty Images
Banyak hitter muda yang masih kurang pengeta-huannya selalu mengakhiri ayunan pukulannya ke arah atas membentuk gerak yang disebut “uppercut”, yang berarti bat berawal dari posisi lebih rendah dan berakhir di posisi lebih tinggi. Pemula sebaiknya memusatkan perhatiannya pada membuat ayunan pukulan yang mendatar, karena akan memberinya peluang lebih baik membuat perkenaan dengan bola. Kalau ia sudah lebih piawai, gerak lintas ayunan yang menuju ke atas itu dapat kembali digunakan (sedikit saja) untuk menambahkan tenaga dorong ke atas pada bola. Tetapi cara itu dapat dilakukannya nanti nanti saja – tidak usah terburu buru.
Gerak Lanjut - Following Through
Gerak lanjut Albert Pujols pada akhir
Albert Pujols, dan kebanyakan pemain liga utama lainnya berdiri di bagian belakang box agar mendapat waktu maksimal yang memungkinnya menyesuaikan diri pada lemparan fastball di liga utama. Menghadapi pitcher bergaya curveball Pujols mungkin akan sedikit maju ke depan box.
Doug Pensinger/Getty Images

Ada juga ilmu tentang dimana posisi berdiri hitter terkait jarak dengan home plate – lebih dekat atau lebih renggang. Jika rapat dengan home plate, lemparan pitch ke luar masih dapat dipukul, tetapi harus mewaspadai lemparan pitch ke dalam yang dapat “mengunci” hitter sehingga tak dapat mengayun atau pukulan menjadi sangat lemah. Sebaliknya juga kalau terlalu jauh dari plate dapat menimbulkan masalah. Jadi tentukan jarak dengan home plate yang “nyaman” dan aman.
Pegangan Bat Yang Enak
Albert Pujols dari St. Louis Cardinals
berdiri siap memukul menghadapi
Reds tanggal 26 April 2007.
Dilip Vishwanat/Getty Images
Ketika menggenggam pegangan bat, kedua tangan rapat saling bersentuhan. Pemukul kanan, maka tangan kiri berada di bawah dan kanan di atas (sebaliknya pada pemukul kidal).
Jaga jarak antara bat dengan dada sekitar lima-belas senti. Pegang bat mengarah ke atas, dan jangan dipikul di atas bahu. Kedua kaki diposisikan dengan jarak sekitar selebar bahu. Ada hitter yang lebih menyukai memposisikan kedua kaki lebih lebar (seperti Albert Pujols di gambar kiri), tetapi ingatlah bahwa Albert telah membina ayunan memukulnya dengan bertahun tahun latihan keras.
Jangan berdiri terlalu tegak – lutut sedikit ditekuk agar tak merasa kaku. Posisi itu menempatkan hitter pada sikap siap pukul.
Dilip Vishwanat/Getty Images

Jaga jarak antara bat dengan dada sekitar lima-belas senti. Pegang bat mengarah ke atas, dan jangan dipikul di atas bahu. Kedua kaki diposisikan dengan jarak sekitar selebar bahu. Ada hitter yang lebih menyukai memposisikan kedua kaki lebih lebar (seperti Albert Pujols di gambar kiri), tetapi ingatlah bahwa Albert telah membina ayunan memukulnya dengan bertahun tahun latihan keras.
Jangan berdiri terlalu tegak – lutut sedikit ditekuk agar tak merasa kaku. Posisi itu menempatkan hitter pada sikap siap pukul.
Mata Menatap Bola
Albert Pujols berdiri siap memukul
Albert Pujols berdiri siap memukul
menghadapi Milwaukee Brewers
tanggal 2 May 2007.
Jonathan Daniel/Getty Images
Gambar kiri adalah pandangan dari arah kebalikan sikap siap pukul Pujols.
Pandang pitcher dengan kedua mata, jangan hanya dengan sebe-lah mata saja sehingga lemparan pitch dapat dengan lebih jelas terlihat. Upayakan sesegera dan sedini mungkin melekatkan pandangan mata pada bola agar supaya dapat lebih berhasil memukulnya. Lalu jangan sampai melepaskan pandangan dari bola sesaatpun.
Saat ini, bobot tubuh tetap disangga oleh kaki sebelah belakang, namun bersiaplah untuk segera memindah-kannya.
Jonathan Daniel/Getty Images

Pandang pitcher dengan kedua mata, jangan hanya dengan sebe-lah mata saja sehingga lemparan pitch dapat dengan lebih jelas terlihat. Upayakan sesegera dan sedini mungkin melekatkan pandangan mata pada bola agar supaya dapat lebih berhasil memukulnya. Lalu jangan sampai melepaskan pandangan dari bola sesaatpun.
Saat ini, bobot tubuh tetap disangga oleh kaki sebelah belakang, namun bersiaplah untuk segera memindah-kannya.
Melangkah Dan Mengenai Bola
Albert Pujols mengenai bola pitch melawan Giants pada tanggal 10 July 2005.
Jed Jacobsohn/Getty Images
Hitter pemukul kanan, sedikit mengangkat kaki kirinya se-dikit ketika bola pitch dilepas. (Pemukul kidal mengangkat kaki sebelah kanan). Tatkala bola sudah mendekat, me-langkah ke depan sekitar jarak tigapuluh sentian (lebih pendek jika pemukul bertubuh lebih kecil atau lebih muda) sehingga akan membina gaya lebam (momentum) ke arah pitcher.
Saat ini pemukul seharusnya sudah dapat menilai apakah lemparan cukup bagus untuk dipukul. Jika jelas jelas “ball”, teruskan mengambil langkah tetapi lihat dan biarkan bola lewat. Jika diperkirakan “strike”, putar pinggul menuju bola dan ayunkan bat.
Kaki sebelah belakang seharusnya berputar tetapi tidak lepas dari tanah. Untuk memeriksa apakah sudah benar, lihat apakah kaki itu terarah ke bawah. Pemukul harus merasakan berat badannya bergeser ke depan.
Jaga agar siku rapat dengan tubuh sehingga ayunan membuat lingkar berjari jari pendek. Kalau pemukul mencoba meraih lemparan yang “outside” tenaga pukulnya akan sangat berkurang. Tetapi jika sudah dua strike, tentu saja hitter tak punya pilihan.
Tangan di sebelah bawah bat seharusnya menghela bat meliwati atas plate sementara tangan yang di sebelah atas memandu arah ayunan. Sangat disarankan mendapat perkenaan dengan bola ketika bola hampir sampai ke atas plate, jika terlambat kemungkinan pukulan akan ‘foul’.
Albert Pujols mengenai bola pitch melawan Giants pada tanggal 10 July 2005.
Jed Jacobsohn/Getty Images

Saat ini pemukul seharusnya sudah dapat menilai apakah lemparan cukup bagus untuk dipukul. Jika jelas jelas “ball”, teruskan mengambil langkah tetapi lihat dan biarkan bola lewat. Jika diperkirakan “strike”, putar pinggul menuju bola dan ayunkan bat.
Kaki sebelah belakang seharusnya berputar tetapi tidak lepas dari tanah. Untuk memeriksa apakah sudah benar, lihat apakah kaki itu terarah ke bawah. Pemukul harus merasakan berat badannya bergeser ke depan.
Jaga agar siku rapat dengan tubuh sehingga ayunan membuat lingkar berjari jari pendek. Kalau pemukul mencoba meraih lemparan yang “outside” tenaga pukulnya akan sangat berkurang. Tetapi jika sudah dua strike, tentu saja hitter tak punya pilihan.
Tangan di sebelah bawah bat seharusnya menghela bat meliwati atas plate sementara tangan yang di sebelah atas memandu arah ayunan. Sangat disarankan mendapat perkenaan dengan bola ketika bola hampir sampai ke atas plate, jika terlambat kemungkinan pukulan akan ‘foul’.
Lintasan Ayunan Bat - Menuju Ke Atas (Uppercut)? Atau Datar?
Albert Pujols memukul bola ke tanah ketika melawan Colorado Rockies tanggal 28 May 2007.
Doug Pensinger/Getty Images

Gerak Lanjut - Following Through
Gerak lanjut Albert Pujols pada akhir
ayunannya ketika melawan San Diego
Padres tanggal 12 May 2007.
Donald Miralle/Getty Images
Baik ada kontak dengan bola maupun tidak, gerak ayunan bat akan berlanjut ke gerakan lanjutan. Jika gerak itu tidak dilakukan – ditahan, maka hitter tidak akan mampu mengerahkan kekuatan besar karena ayunan itu sesungguhnya sudah diperlambat sebelum kontak dengan bola terjadi. Jadi gerak lanjut amatlah penting dilakukan. Kalau kontak dengan bola berhasil, bersiaplah mencampakkan bat dan segera lari ke base satu.
Donald Miralle/Getty Images

Siap Ngacir!
Albert Pujols ngacir ke base satu ketika melawan Rockies pada tanggal 28 May 2007.
Doug Pensinger/Getty Images
Hitter melepaskan pegangannya pada bat – bukan melemparkannya. Pertama, karena sangatlah berbahaya melontarkan potongan aluminium atau kayu yang lalu menjadi proyektil yang dapat mencederai orang. Selain itu, gerak melempar bat adalah gerak mubazir yang sia sia dan justru akan memperlambat hitter berlari menuju base satu.
Masalah hitting bukan hanya yang dipaparkan disini saja. Masih banyak yang lain lagi seperti memukul ke lapangan sebaliknya, mengerahkan tenaga pukul lebih besar, mengarahkan bola pukul ke belakang pelari dan sebagainya, namun yang ini adalah dasarnya.
Albert Pujols ngacir ke base satu ketika melawan Rockies pada tanggal 28 May 2007.
Doug Pensinger/Getty Images

Masalah hitting bukan hanya yang dipaparkan disini saja. Masih banyak yang lain lagi seperti memukul ke lapangan sebaliknya, mengerahkan tenaga pukul lebih besar, mengarahkan bola pukul ke belakang pelari dan sebagainya, namun yang ini adalah dasarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar